![]() |
Sumber : @berita.nusantara |
Beriringan dengan adanya peringatan Gerakan 30 September (G30S)/PKI, 1 Oktober juga menjadi hari yang bersejarah bagi masyarakat Indonesia. Bertepatan pada 1 Oktober 1971, pemerintahan Orde Baru membuat peringatan bahwa setiap tanggal ini akan diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila.
Hari Kesaktian Pancasila merupakan
hari untuk mengenang kejinya pembunuhan yang dialami 7 Perwira TNI Angakatan
Darat. Hal ini terjadi karena para pahlawan revolusi ini membela mati-matian
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, namun dibunuh secara keji oleh Partai
Komunis Indonesia (PKI) dalam kudeta berdarah. Tidak hanya 7, bahkan ribuan
nyawa telah tewas karena pemberontakan yang dilakukan oleh kaum komunis ini.
Tentunya, saat-saat itu menjadi hal yang paling kelam dan menakutkan bagi
masyarakat Indonesia hingga sampai saat ini.
Namun, apa yang terjadi dengan para pemuda
zaman ini? Kebanyakan mereka tidak mengetahui makna besar yang ada pada 1
Oktober tersebut. Mereka tidak mengetahui dan tidak merasakan bagaimana
perjuangan para pahlawan revolusi untuk mempertahankan ideologi bangsa ini.
Mereka tidak mengerti bagaimana makna dari perjuangan dan kesetiaan. Yang mereka
tahu hanyalah, “oh, hari ini adalah hari
Kesaktian Pancasila” dan para pelajar akan mengikuti upacara bendera setiap
tanggal itu, tanpa mengerti mengapa tanggal itu menjadi sakral bagi masyarakat
bangsa ini.
Tidak sepenuhnya dapat disalahkan
mengapa generasi muda pada saat ini tidak mengerti bahkan tidak tahu dengan
sejarah. Dimulai dari lingkungan keluarga, tempat tinggal, dan sekolah, tidak
mengajarkan dan menanamkan secara mendalam apa itu arti dari Hari Kesaktian
Pancasila. Berbeda dengan apa yang dialami oleh orangtua-orangtua kita ketika
ia masih muda. Dahulu, setiap tanggal 30 September, semua siaran televisi akan
memutarkan film Pengkhianatan G30S/PKI yang menjadi latar belakang terlahirnya
1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Tidak heran apabila para orangtua
lebih memiliki jiwa patriotisme yang lebih dibandingkan generasi muda pada saat
ini.
Bagi para mahasiswa, seharusnya
lebih aktif untuk menelusuri sejarah dan menjadi penggerak untuk menciptakan
mahasiswa yang memiliki jiwa-jiwa nasionalisme. Bukan hanya terpaku dan
ambisius untuk menjadi orang yang sukses, tetapi juga harus terus mengingat
jasa-jasa para pahlawan yang telah mengubah kehidupa kita menjadi lebih layak
dan berperi kemanasiasaan seperti saat sekarang ini. Seperti yang dikatakan
oleh Bung Karno, “Jasmerah”, jangan
sekali-sekali melupakan sejarah.
Dengan ini, diharapkan bagi para
pelajar dan mahasiswa agar dapat membangkitkan kembali jiwa-jiwa patriotisme
dan telah dibangun dari zaman nenek moyang kita, sehingga tidak mati pada
generasi saat ini dan generasi selanjutnya. Belajar, menerapkan, dan
mengajarkan menjadi hal yang akan utama untuk menjaga sejarah bangsa ini,
Bangsa Indonesia. (Syantiaga Sutirta)
0 coment�rios :
Posting Komentar