Dua belas mahasiwa peminatan jurnalistik, Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Andalas melakukan kunjungan media ke Graha Pena, Padang Ekspres Group, Padang. Kunjungan media ini dilakukan pada Senin, 18 September 2017 pukul 08.00 WIB.
Pada awalnya, ketika sampai di gedung Graha Pena mahasiswa langsung diajak ke sebuah studio di lantai tiga untuk melihat proram acara Sumbar Rancak Bana yang sedang live di Padang TV. Suasana di studio cenderung sepi, karena tidak ada penonton untuk acara itu. Hanya terlihat beberapa orang kru seperti kameraman, produser, dan beberapa orang lainnya.
Sekitar pukul 09.00 WIB, setelah acara Sumbar Rancak Bana selesai, mahasiswa diajak untuk menuju ke ruangan Adinegoro yang berada di lantai satu gedung Graha Pena itu. Setelah semua mahasiswa masuk ke dalam ruangan Adinegoro, Haris Satria selaku dosen pengampu mata kuliah Media Art membuka pembicaraan. Ia menyebutkan bahwa selama beberapa jam kedepan, akan ada diskusi bersama narasumber yang telah berpengalaman di bidang jurnalistik pada media televisi, media online, serta media cetak atau koran.
Narasumber pertama yang berbagi cerita dengan mahasiswa ialah Nofal Wiska, ia merupakan Wakil Pimpinan Redaksi Padang TV. Nofal menjelaskan bahwa pada dasarnya sebuah produksi acara televisi itu terdiri dari host, kameraman, tim teknis, serta produser. Ia pun menambahkan, bahwa sebenarnya prinsip jurnalistik pada media cetak, online, dan televisi itu sama, yaitu adanya unsur 5W 1H. Namun, pembedanya di televisi itu setiap pemberitaan atau apa saja harus bersifat easy listening, yaitu dimana narasi harus mudah didengar oleh penonton dan mudah dipahami maksudnya. Dalam hal ini, ada beberapa yang perlu diperhatikan, diantaranya dalam penyampaian narasi di televisi tidak boleh menggunakan kata yang tidak familiar bagi semua orang, tidak boleh memakai istilah asing, dan hal lainnya yang dapat membingungkan penonton. Karena belum tentu apa yang kita sampaikan akan dipahami oleh banyak orang diluar sana. Nofal menambahkan, bahwa televisi itu memiliki kekuatan pada gambar serta suara, atau audio dan visual.
Seperti yang banyak orang ketahui, Padang TV merupakan televisi lokal yang ada di Sumatera Barat. Tidak begitu banyak orang yang tertarik dengan televisi lokal, karena beberapa alasan seperti kualitas gambar yang tidak begitu bagus, serta beberapa hal lain. Menanggapi hal itu, Nofal menyebutkan bahwa sebenarnya itu terjadi karena kurangnya peralatan yang ada, minimnya SDM, kurangnya modal, satelit pada Padang TV ini sendiri. Namun hal itu tak membuat pihak Padang TV berkecil hati, salah satu televisi lokal di ranah minang ini akan tetap berusaha untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam membuat program acara yang menarik dengan mengambil potensi lokal.
Sesi sharing selanjutnya diisi oleh seorang Pimpinan Redaksi padang.co, yaitu Tanri Eka Putra atau yang lebih akrab disapa Abeng. Ia menuturkan bahwa padek.co ini pada awalnya lebih dikenal dengan Padang Today, lalu sekarang menjadi padangekspres.co.id yang disingkat dengan padek.co. Portal berita online ini pada dasarnya menyeimbangkan dengan media cetaknya, yaitu Koran Padang Ekspres karena memiliki induk yang sama. Menurut Abeng, minat baca masyarakat terhadap padek.co terlihat pada bidang politik. Tentunya, padek.co ini menyajika berita yang berada dalam lingkup lokal, wilayah Sumatera Barat. Jika dibandingkan dengan media cetak dan televisi, media online ini keunggulannya ialah adanya penyebaran yang cepat, tidak ada batasan untuk mengaksesnya. Namun memiliki kekurangan daya akurasi yang rendah, begitupun akurasi beritanya.
Narasumber ketiga yaitu Ganda Cipta, yang merupakan Redaktur Padang Ekspres. Untuk memulai pembicaraan, Ganda menanyakan kepada mahasiswa apakah mereka sudah membaca koran pada hari itu? Namun tak satupun mahasiswa yang sudah membaca koran. Ia pun segera pergi mencari koran yang diterbitkan pada hariitu, lalu menegaskan bahwa seorang mahasiswa jurnalistik harus membaca koran, untuk mengetahui informasi terbaru, serta mendapatkan pengetahuan. Menurutnya, untuk dapat menciptakan sebuah tulisan yang bagus, berkualitas haruslah dimulai dengan membaca tulisan orang lain, belajar dari tulisan itu, lalu berani untuk mulai menulis. Sebagai seorang redaktur, Ganda mengatakan ia setiap hari menerima berbagai tulisan dari banyak orang yang ingin tulisannya diterbitkan. Padahal sebenarnya tulisan itu belum layak diterbitkan. Oleh karena itu, diperlukan kemauan yang tinggi untuk terus menulis, sebanyak-banyaknya berlatih supaya tulisan tersebut dapat diterbitkan dan laayk dibaca banyak orang.
Padang Ekspres sendiri merupakan koran lokal yang berisi berita-berita teraktual yang terjadi di Sumatera Barat. Unsur penting dalam media cetak ialah headline berita, lalu adanya hard news, soft news atau feature, serta opini. Menurut Ganda, sebuah berita akan dibaca oleh banyak orang ketika ada isu menarik di dalamnya. Ia menambahkan, kekuatan lain pada media cetak ialah feature, yang mengangkat sebuah berita yang di dalamnya mengandung sisi kemanusiaan, menyentuh hati nurani pembacanya, sehingga turut merasakan apa yang disampaikan dalam berita feature itu sendiri. Tak lupa, Ganda menyebutkan bahwa daya tarik lain Padang Ekspres ialah pada layoutnya yang menarik dan tersusun rapi sehingga membuat pembaca merasa antusias untuk membacanya.
Pada akhir diskusi, Haris Satria selaku dosen pengampu mata kuliah Media Art berharap agar dapat menjalin kerja sama dengan pihak Padang Ekspres untuk menerbitkan tulisan-tulisan mahasiswanya. Tak lupa, sebelum meninggalkan Graha Pena dilakukan sesi foto bersama sebagai bukti dokumentasi kunjungan media ini. (Ghina Utami)
0 coment�rios :
Posting Komentar