Rohingya Terluka, Indonesia Berduka


source : http://www.suaranews.co/2017/09/yang-ditunggu-pernyataan-presiden.html


               Kicauan konflik yang menerpa puluhan ribu Muslim Rohingya dalam beberapa pekan terakhir ini kembali menyita perhatian dunia terutama pada Negara mayoritas Muslim. Masalah Rohingya bukan meledak kali ini saja, tapi sudah berulang kali. Peristiwa terbaru yang berujung “perburuan militan Rohingya” dan diduga telah menewaskan 2.000-3.000 orang di Rakhine negara bagian di Myanmar yang menjadi tempat tinggal Rohingya dalam waktu tiga hari, sebetulnya semacam perulangan dari peristiwa Oktober-November 2016 yang tak pernah usai berbulan-bulan setelahnya. (dilansir oleh kumparan.com)

                Pascaserangan junta militer Myanmar pada Jumat (25/8) lalu, puluhan ribu warga Rohingya terpaksa hengkang dari kampung halaman mereka. Pengakuan tentang adanya tindak kekerasan, pemerkosaan, dan pembunuhan terungkap kembali dari mulut puluhan ribu pengungsi yang baru saja tiba di Bangladesh. Permukiman Rohingya bahkan diblokade, membuat penghuninya tak bisa pergi bekerja, kesulitan pergi beribadah ke masjid yang berada di luar area blokade, bahkan sekadar untuk membeli bahan pangan ke pasar. Melihat krisis yang ada, bukan berarti dunia internasional diam. Sejak setahun lalu semua tekanan dan intervensi lembaga-lembaga internasional (PBB, UNHCR, HRW, Amnesti International, dsb.) belum juga mampu membuat rezim Myanmar berubah dalam mengatasi isu etnis Rohingya.

                Menurut Bambang, para pengungsi baru inilah yang sangat membutuhkan bantuan. Mereka tidak memiliki cukup pangan maupun tempat tinggal yang memadai. Terlebih lagi dengan kondisi mereka yang tak jarang mengalami luka-luka. Dalam waktu dekat ini, insya Allah amanah kepedulian bangsa Indonesia akan kembali disalurkan untuk Muslim Rohingya. Rencananya, bantuan yang disalurkan berupa bantuan pangan, bantuan shelter, dan pelayanan kesehatan.
“Bantuan pangan kali ini diprioritaskan untuk pengungsi baru yang eksodus akibat peristiwa Agustus ini. Bantuan tersebut akan didistribusikan secara langsung untuk membantu mereka bertahan hidup sebentar di tempat yang baru,” ungkap Bambang.

                Kemudian Pemerintah Indonesia mengutuk kekerasan yang dilakukan Pemerintah Myanmar terhadap etnis Rohingya di Rakhine, Myanmar. Presiden Joko Widodo dalam keterangan persnya di Istana Jakarta Minggu malam (3/9) mendesak kepada Pemerintah Myanmar, agar menghentikan kekerasan pada etnis Rohingya di negara tersebut. Serta memberikan akses pemberian bantuan pada etnis Rohingya di Rakhine.
“Saya dan seluruh rakyat Indonesia, kita menyesalkan aksi kekerasan yang terjadi di Rakhine State, Myanmar. Dan sore tadi Menteri Luar Negeri Republik Indonesia telah berangkat ke Myanmar, untuk meminta pemerintah Myanmar agar menghentikan dan mencegah kekerasan, agar memberikan perlindungan kepada semua warga termasuk muslim di Myanmar, dan agar memberikan akses bantuan kemanusiaan,” kata Presiden Jokowi.

                Jokowi menambahkan, Menlu Retno Marsudi juga ia tugaskan untuk menjalin komunikasi internasional untuk menjalin kerjasama penghentian aksi kekerasan di Myanmar.
“Saya telah menugaskan Menteri Luar Negeri menjalin komunikasi intensif dengan berbagai pihak termasuk Sekretaris Jenderal PBB Bapak Antonio Guterres dan Komisi Penasihat Khusus Untuk Rakhine State, Bapak Kofi Annan,” tambah Jokowi.

Create by : Adryan Nanda (1510862022)
Email : adryannanda@yahoo.com
Share on Google Plus

About Journalist

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 coment�rios :

Posting Komentar