Tontowi/Liliyana Dapat Bonus Rp 1 Miliar Pasca Menjadi Juara Dunia


Tontowi/Liliyana menerima bonus Rp 1 miliar pasca menjadi Juara Dunia, yang secara simbolis diberikan oleh Victor Hartono selaku Presdir Djarum Foundation. (sumber: antaranews.com)


Setelah menjuarai ajang Kejuaraan Dunia (BWF World Championships) 2017 yang berlangsung di Glasgow, Skotlandia pada 27 Agustus lalu, pasangan ganda campuran andalan Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir diberikan bonus oleh Djarum Foundation senilai Rp 1 miliar. Bonus itu diserahkan secara simbolis kepada Tontowi dan Liliyana pada Kamis (7/9) malam di pelataran GOR PB Djarum, Jati, Kudus. Victor Hartono, selaku Presiden Direktur Djarum Foundation secara simbolis menyerahkan bonus tersebut langsung kepada Tontowi dan Liliyana.
Penyerahan bonus ini dihadiri oleh sejunlah legenda bulutangkis Indonesia jebolan PB Djarum, diantaranya Lim Swie King, Ivana Lie dan Hariyanto Arbi. Hadir pula ratusan peserta Audisi Umum Beasiswa Djarum Kudus yang lolos ke Grand Final, ditambah pula sejumlah fans ganda campuran yang telah mengoleksi emas Olimpiade tersebut.
Dalam seremonial itu, diputarkan pula sebuah video yang berisi kesan dan pesan dari masyarakat dan pelatih mereka di pelatnas, Richard Mainaky dan Vita Marissa. Tontowi dan Liliyana juga diajak flashback dari awal mula karier mereka masing-masing hingga akhirnya menjadi sukses separti saat ini dengan banyak gelar yang telah diperoleh.
Liliyana Natsir, yang akrab disapa Butet ini menceritakan kisahnya saat berusia 12 tahun harus berpisah dengan orangtuanya karena masuk klub bulutangkis di Jakarta. “Dulu waktu masih kecil kan harusnya masih ngintil sama orangtua, tapi harus pisah. Jadi sempat antre pagi-pagi di kamar mandi, Cuma jongkok, nangis sambil mandi, nangis lagi. Ya gitu,” jelas Butet.
Dilansir dari HarianJogja.com, Tontowi pun mengisahkan bagaimana karier bulutangkisnya yang tidak dilaluinya dengan mulus. Ia pun bahkan nyaris menyerah dan gantung raket karena tidak mempunyai tandem di lapangan. “Sebelum masuk PB Djarum, saat itu lagi frustasi mau berhenti dari bulutangkis, tidak punya pasangan. Jadi terimakasih kepada Deni Kartono (pelatih Djarum) sudah ditelepon dan diajak bergabung dengan PB Djarum,” ujar Owi.
Tontowi/Liliyana merupakan sebuah bukti kerja keras bulutangkis Indonesia. Mereka telah menjadi inspirator bagi generasi penerus olahraga tepok bulu yang telah membanggakan Tanah Air di kancah Internasional.
Victor Hartono sebagai Presiden Direktur Djarum Foundation berpesan kepada Tontowi/Liliyana agar tetap on fire sebelum memasuki usia senja sebagai atlet kelas dunia. Ia pun tak sabar menantikan prestasi lainnya yang akan dipersembahkan untuk Indonesia. Sebelumnya, Djarum Foundation juga memberikan bonus untuk Tontowi/Liliyana setelah berhasil meraih medali emas Olimpiade 2016 di Brazil. “Sampai jumpa tahun depan,” tutup Victor seakan memberi isyarat dan keyakinan Tontowi/Liliyana akan kembali bersinar di 2018.

Di tahun 2018 nanti, diharapkan Tontowi/Liliyana dapat meraih medali emas Asian Games dimana Indonesia yang menjadi tuan rumah. Selain itu, Asian Games 2018 ini akan menjadi target akhir Liliyana Natsir. Ia tak mau berbicara banyak soal peluangnya bertahan hingga Olimpiade 2020 Tokyo. Bila tampil disana, maka saat itu ia sudah diambang usia 35 tahun. “Waduh, itu terlalu jauh. Saya belum berpikir kesana. Ya, biarkan mengalir saja sesuai perjalanan waktu. Saya mengikuti tiap pertandingan dan target terakhir saya saat ini adalah Asian Games,” ujar Liliyana dikutip dari CNN Indonesia (30/8). Semoga dengan diberikannya bonus kepada atlet yang telah mengharumkan nama bangsa ini dapat lebih memotivasi mereka untuk lebih baik lagi ke depannya. Serta diharapkan pula agar pemerintah selalu mengapresiasi prestasi yang telah ditorehkan oleh para pahlawan olahraga kita. (Ghina)


Share on Google Plus

About Journalist

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 coment�rios :

Posting Komentar