Indonesia Perlu Migrasi Analog ke Digital



 sumber foto: Humas Unand

Melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pemerintah terus mendorong terwujudnya migrasi TV analog ke digital. Direktur Penyiaran Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kominfo, Geryantika Kurnia mengatakan jika menunda, digital akan membuat jatah bandwith termakan oleh televisi analog.

“Kita enggak bisa telepon, chating, WhatsApp, surfing, karena kebutuhan broadband sudah habis dipakai oleh siaran TV analog,” katanya dalam seminar yang bertema “Indonesia Goes to Digital” di Convention Hall Unand, Jumat (22/9/2017).

Migrasi ke tv digital, lanjut Gery, membuat sisa bandwith itu bisa dipergunakan untuk menggelar broadband yang lebih cepat dan luas lagi ke seluruh penjuru tanah air. Ditambah, pertumbuhan trafik di Indonesia cukup besar.

“Hal ini sudah mencapai economy of scale karena sudah banyak tersedia di smartphone dan perangkat jaringan yang juga sudah tersedia banyak secara komersial,” tambahnya. Dampak yang dihasilkan lanjut Gery, biaya penggelaran akan lebih murah dan bisa lebih terjangkau bagi masyarakat.

Gery berpendapat, negara juga akan diuntungkan dengan pendapatan tambahan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang jauh lebih besar dibandingkan TV Analog. Penyiaran analog yang ada saat ini satu frekuensi untuk satu televisi. Jika nantinya menggunakan digital, satu  frekuensi digunakan untuk banyak televisi.

Menurut Gerry, seharusnya siaran televisi segera migrasi ke digital yang lebih hemat bandwith dibandingkan analog. Namun sampai saat ini, Rancangan Undang-Undang Penyiaran yang menjadi dasar migrasi siaran TV analog ke digital belum juga disahkan.

Sedangkan menurut Deddy Risnanto dengan perubahan tersedianya frekuensi yang lebih banyak untuk kebutuhan broadband, data yang menunjukkan pengguna internet ini akan berubah, perubahan yang terjadi cara memproduksi program dan menikmati program "Sekarang sangat mudah dan murah untuk memproduksi program, peralatan mudah siapapun bisa jadi talent, dengan ketersediaan teknologi jika beralih ke digital," katanya.

Lebih lanjut Deddy menjelaskan pada era digital masyarakat tidak perlu takut karena kesempatan untuk berkarya dan kesempatan menciptakan lapangan pekerjaan terbuka luas "Kuncinya kreatif dan inovatif, karena pemerintah telah mencanangkan gerakan 1000 start up  pada tahun 2020 digital energi untuk ASEAN. Kita harus memanfaatkan itu," ujarnya.

Mis Fransiska Dewi


Share on Google Plus

About Journalist

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 coment�rios :

Posting Komentar