![]() |
sumber: www.unand.ac.id |
Padang (Unand) - Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Ilmu Komunikasi, Universitas Andalas bekerjasama dalam menyelenggarakan Sosialisasi TV Digital dengan talkshow “Indonesia Goes to Digital” pada Jumat, 22 September 2017 di Convention Hall, Unand, Limau Manis, Padang. Acara ini dimulai pada pukul 9 pagi hingga 12 siang.
Dalam sambutannya, Dirjen PPI, Prof. Dr. H. Ahmad M. Ramli mengatakan bahwa migrasi analog menuju digital dapat menghemat pita frekuensi sehingga lebih efisien. Ia menambahkan, industri teknologi yang unggul saat ini adalah yang berbasis copyright yang paham dengan copyright itu sendiri. Sementara itu, Rektor Universitas Andalas menyampaikan bahwa saat ini siapa yang dapat memanfaatkan teknologi dengan baik, maka dialah yang akan mampu menguasai dunia.
Dr. Aidinil Zetra, yang merupakan Wakil Dekan I FISIP, Unand menjadi moderator dalam talkshow ini. Sementara itu ada empat narasumber yang akan menjelaskan poin-poin apa saja yang membuat Indonesia harus bermigrasi ke teknologi digital, yaitu Ir. Geryantika Kurnia, M.Eng, MA selaku Sekjen Kominfo, Dr. Ir. Hardijanto Saroso, yang merupakan seorang pakar penyiaran, Dr. Emeraldy Chatra, M.I.Kom, Dosen FISIP, Unand, serta Deddy Risnanto, seorang wartawan Kompas TV.
Dalam penjelasan oleh para narasumber selama talkshow berlangsung, para peserta yang terdiri dari sekitar 200 orang mahasiswa itu terlihat begitu antusias memperhatikan apa yang disampaikan oleh narasumber. Materi yang dijelaskan pun sangat menarik dan membuat peserta terkagum karena diselingi oleh beberapa video yang memperlihatkan bagaimana teknologi digital sesungguhnya yang nantinya akan kita rasakan.
Hardijanto Saroso, seorang pakar penyiaran mengatakan bahwa pergerakan teknologi sangatlah cepat, sehingga kita semua dituntut untuk siap dan mengambil manfaat dari perkembangan teknologi ini.
“Tatanan market force juga akan berubah seiring perkembangan teknologi. Indonesia sendiri masih tertinggal jauh dalam hal ini,” tambah Hardiyanto.
Sementara itu, Emeraldy Chatra, dosen Ilmu Komunikasi menyebutkan bahwa anak muda sekarang lebih responsif terhadap perkembangan terknologi. Sehingga ketika Indonesia nanti beralih kepada tv digital, kita optimis bahwa perubahan ini dapat diterima dengan mudah. Melanjutkan apa yang disampaikan Emeraldy, Deddy Risnanto menambahkan, industri tv harus memiliki inovasi baru agar dapat menghasilkan karya dengan biaya yang murah namun dengan kualitas yang sangat baik. Pada era digital kita dapat mengahasilkan peluang karir dan pekerjaan sendiri.
Geryantika Kurnia, selaku Sekjen Kominfo mengaku target Indonesia untuk beralih sepenuhnya pada digital yaitu pada tahun 2020. Lembaga penyiaran hanya menyumbangkan 86 miliar kepada pemerintah.
“Sekarang ini, orang-orang cenderung untuk memilih tontonan dari internet dari pada nonton di tv. Penyiaran Indonesia akan dapat bertahan apabila indonesia beralih ke digital. Negara di Asean seperti Singapura, Malaysia, Thailand sudah didominasi oleh digital. Sedangkan Indonesia sendiri masih jauh tertinggal,” ujar Gery.
Siaran digital memiliki banyak kelebihan, diantaranya memiliki kualitas gambar yang baik serta tayangan yang variatif. Kita berharap agar pemerintah dapat menyokong siaran digital dengan penyediaan tayangan yang edukatif dan bermanfaat bagi masyarakat. (Ghina Utami Zufdy)
0 coment�rios :
Posting Komentar