![]() |
Para tokoh bangsa yang dibunuh PKI |
Indonesia, salah satu
negara bekas jajahan Belanda yang memiliki potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang
melimpah. Tidak hanya dari segi SDA saja, Indonesia juga memiliki keanekaragaman
mulai dari suku bangsa, kesenian, makanan, bahkan tradisi yang unik dari setiap
daerahnya. Mereka disatukan oleh Bhineka Tunggal Ika yang artinya walaupun
berbeda-beda tetapi tetap satu. Selain itu, Indonesia memiliki tenggang rasa dan
toleransi yang diatur oleh Lima Dasar Negara yang dikenal dengan Pancasila.
Setiap negara tentu
memiliki hari kemerdekaan dan hari nasional lainnya. Begitu juga dengan
Indonesia yang merdeka tahun 17 Agustus 1945 silam. Selain negara yang kaya
akan keanekaragaman, Indonesia juga memiliki hari nasional yang dikenal dengan
Hari Kesaktian Pancasila yang jatuh pada tanggal 1 Oktober. Lahirnya hari
Kesaktian Pancasila bukan tanpa alasan, banyak sejarah dibalik hari nasional
tersebut.
Perjuangan bangsa
Indonesia dalam memerdekakan diri dari penjajah belum usai setelah kemerdekaan.
Bahkan ‘penjajahan’ juga dilakukan oleh pribumi sendiri. Penjajahan bukan lagi
ingin menguras tenaga rakyat untuk kepentingan suatu bangsa, tapi demi sebuah
kekuasaan kalangan tertentu. Menjadikan
suatu bangsa untuk kepentingan suatu kalangan sama saja tidak mengindahkan Pancasila.
Tidak dapat dipungkiri,
tapi itulah yang terjadi dibalik hari Kesaktian Pancasila. Komunis dan Partai
Komunis Indonesia (PKI) ingin mengubah ideologi Indonesia menjadi ideology komunis.
Tentu saja hal itu sangat bertentangan dengan Pancasila. Melihat hal tersebut,
para tokoh bangsa tidak tinggal diam dan langsung melakukan aksinya.
Tapi apa yang terjadi? Tokoh
bangsa yang terdiri dari Panglima Angkatan Darat Letnan Jenderal Tenaga
Nasional Indonesia (TNI) Ahmad Yani, Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Raden
Suprapto, Mayjen TNI Mas Tirtodarmo Harjono, Mayjen TNI Siswondo Parman,
Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI Donald Isaac Panjaitan, dan Brigjen TNI Sutoyo
Siswomoharjo dibunuh dan dibuang di Lubang Buaya. Mereka dibunuh karena
dianggap sebagai oknum-oknum kudeta yang akan menghambat langkah PKI. Sedangkan
Jenderal TNI Abdul Haris Nasution yang juga menjadi target lolos dari kejaran
PKI, namun putrinya Ade Irma Suryani dan ajudannya Letnan Satu (Lettu) Pierre Tendean
dibunuh.
Dibalik dibunuhnya para
tokoh bangsa, Pancasila sampai saat ini masih menjadi idologi Indonesia tanpa
ada perubahan sedikitpun. Hal itu menjadi anugerah terindah yang terbungkus
dalam Pancasila. Artinya, makna dari setiap butir-butir dan nilai-nilai yang
terdapat dalam Pancasila mampu menumpas setiap pergerakan yang ingin menggoyahkan
tanah air tercinta ini. Sebagai generasi penerus bangsa, kita harus mewarisi
sikap yang dimiliki para tokoh bangsa yang menginginkan Indonesia tetap jaya
dan dikenal dunia.(Aza)
Sumber Foto : Okezone News
0 coment�rios :
Posting Komentar