Setiap hari saya selalu
diterpa dengan iklan-iklan di media digital, baik dari media sosial saya
seperti Line, Instagram dan Facebook ataupun ketika saya browsing mencari tugas
di internet. Saya selalu disuguhkan iklan-iklan tentang pemutih kulit, pemancung
hidung, obat peninggi badan, alat
pembesar “ini-itu” yang tidak pantas saya sebutkan di sini sampai iklan cari
jodoh ada juga, aneh juga sampai cinta juga bisa dibeli dan menjadi bisnis.
Tapi
yang ada dipikiran saya, “apakah benar-benar ada orang yang mau membeli
produk-produk tersebut ?” Jawaban nya tentu saja ada ! Kalau tidak mengapa
produk-produk sejenis itu banyak di iklan kan? Pertanyaan selanjut nya ”kenapa
ya ada orang yang bisa tertarik membeli dan menggunakan produk/jasa tersebut ?
, padahal beberapa produk belum tentu berguna ataupun membawa manfaat.
Contohnya untuk apa orang membesarkan alat vital atau payudara mereka ? atau bukan
nya cara diet yang paling benar adalah mengatur pola makan dan olahraga ?,
bukan dengan mengkonsumsi obat penghancur lemak”
Dulu orang
memasarkan produk mereka berdasarkan kebutuhan logika masyarakat, perusahaan
melakukan marketing yang sederhana dan terus terang saja apa kegunaan dan
keunggulan produk mereka. Tapi di era digital ini cara bisnis menjual produk
mereka sudah berubah. Perusahaan menggunakan pendekatan psikologis yaitu
melalui emosi dan perasaan konusumen. Kalau kita perhatikan setiap iklan bisnis
pasti menggunakan “good stories” untuk iklan produk mereka, dari “jelek”
menjadi tinggi atau cerita sukses seseorang yang dulunya minder dengan dirinya
menjadi percaya diri setelah memakai produk mereka. Pola nya sama yaitu
perusahaan menunjukkan kelemahan yang menimbulkan kegelisahan kita lalu
memberikan solusi, yaitu membeli dan menggunakan produk mereka.
Untuk mendukung argumentasi
saya ini, kita bisa melihat nya dari kehidupan kita masing-masing. Bukankah
iklan produk zaman sekarang hampir semua menggunakan pola yang serupa ? mereka
membuat cerita sukses yang ujung-ujung nya kita di suruh untuk menggunakan
produk mereka. Atau lihat beberapa orang sekeliling Anda yang tertarik membeli
sebuah produk yang hanya digunakan beberapa kali dan akhirnya tidak diapakai
lagi karena tidak menunjukkan hasil.
Lalu
pernyataan Sigmund Freud (psikolog), dia memiliki teori bahwa seringkali
manusia membuat keputusan yang tidak logis karena di pengaruhi oleh perasaan.
Freud juga mengatkan bahwa rasa gelisah atau tidak aman mempengaruhi manusia
mengambil tindakan yang tidak masuk akal.
Menurut saya karena dengan inilah perusahaan
melakukan bisnis mereka sekarang. Mereka melakukan persuasi dengan menjual
produk berupa sebuah MIMPI dan HARAPAN.
By : Enos
Sumber Gambar : Geotimes.co.id
Line : enoshi 69
0 coment�rios :
Posting Komentar