Peringatan hari kesaktian pancasila 1 Oktober lahir karena adanya peristiwa 30 September 1965 atau yang lebih dikenal dengan istilah G-30S/PKI (Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia). Peristiwa tersebut telah menewaskan tujuh orang jenderal senior serta beberapa orang lainnya yang dibunuh secara sadis oleh PKI dalam upaya kudeta untuk mengancurkan Pancasila. Para jenderal serta perwira tersebut dianugerahi sebagai pahlawan revolusi, berkat keteguhannya sehingga Pancasila kokoh hingga saat ini menjadi ideologi dasar bangsa Indonesia. Oleh karena itu, sejak 1 Oktober 1971 saat pemerintahan orde baru, telah ditetapkan bahwa 1 Oktober diperingati sebagai hari kesaktian Pancasila.
Kini telah memasuki tahun 2017, dimana 52 tahun yang lalu para jenderal dan perwira kebanggan kita telah dibunuh secara kejam oleh PKI dalam kudeta berdarah. Begitu banyak orang yang berkorban dan tewas karena pemberontakan yang dilakukan oleh kaum komunis ini.
![]() |
Presiden Joko Widodo menjadi inspektur upacara dalam upacara Hari Kesaktian Pancasila, di halaman Monumen Pancasila Sakti, Kompleks Lubang Buaya, Jakarta (1/10/2017). sumber: CNN Indonesia
|
Presiden RI Joko Widodo, dalam pidatonya pada peringatan hari kesaktian Pancasila (1/10/2017) di Kompleks Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur menegaskan tak ada lagi ruang untuk PKI untuk bangkit di bumi Indonesia.
“Jangan beri ruang pada ideologi lain yang bertentangan dengan Pancasila. Apalagi memberi ruang kepada PKI,” ujar Jokowi dkutip dari CNN Indonesia.
Presiden Jokowi mengungkapkan empat poin makna hari kesaktian Pancasila 1 Oktober 2017. Pertama, peristiwa pembunuhan tujuh jenderal pada 30 September 1965 merupakan peristiwa kelam dalam sejarah Indonesia dan jangan sampai terulang lagi. Kedua, Jokowi berpesan agar masyarakat selalu berpegang teguh pada pancasila. Jaga persatuan serta kesatuan bangsa. Ketiga, ia menegaskan kembali bahwa pemerintah sangat jelas mengenai implementasi Pancasila dan mencegah ideologi komunisme masuk ke Indonesia. Pegang teguh TAP MPRS No.25/1966 bahwa PKI itu dilarang. Dan yang terkhir, Presiden Jokowi mengajak seluruh komponen bangsa sekaligus memerintahkan TNI dan Polri untuk bersinergi membangun bangsa, membuat rakyat tentram, dan bersatu menghadapi kompetisi global.
Apa yang disampaikan oleh Presiden Jokowi tersebut sudah mencakup segala hal yang melibatkan bangsa Indonesia dalam meyikapi dan menjadikan Pancasila sebagai pedoman hidup bersama. Yang dibutuhkan saat ini ialah kesadaran dari seluruh lapisan masyarakat akan pentingnya Pancasila dalam kehidupan mereka. Terutama bagi para generasi muda yang tidak memahami makna dari perjuangan para pahlawan terdahulu, disinilah peran orangtua dan guru untuk menanamkan rasa kepemilikan terhadap Pancasila secara mendalam. Generasi mudalah yang memiliki potensi besar untuk membangkitkan kembali jiwa-jiwa patriotisme yang telah dibangun di zaman nenek moyang kita. Diharapkan para pemuda harapan bangsa dapat selalu menjadikan Pancasila sebagai pedoman hidupnya, serta menjaga sejarah bangsa ini demi keberlangsungan bangsa Indonesia yang jaya. (Ghina Utami Zufdy)
0 coment�rios :
Posting Komentar