Bisnis, Penjual Produk Penjual Mimpi

Manusia setiap harinya telah terhipnotis dengan berbagai industry atau bisnis. Zaman digital sekarang ini membuat kita lebih mudah terpapar dengan pesan-pesan yang ada di sebuah iklan. Iklan-iklan yang ada sekarang pun dibuat sedemikian rupa agar menarik dan sesingkat mungkin, agar calon konsumen melihat produk yang mereka tawarkan. Strategi marketing memiliki pola yang hampir sama semua dalam sebuah iklan yaitu, menjual mimpi.  

Generasi Mileneal terutama yang setiap harinya bersentuhan dengan berbagai macam media sosial , mudah sekali terpengaruh dengan ilusi yang ditawarkan sebuah produk bisnis. Tolak ukur kehidupan bergantung dengan bagaimana media menunjukkan kehidupan yang ideal. Industri tahu bagaimana cara menarik pelanggan membeli produk mereka, walaupun produk mereka bukanlah hal yang sebenarnya dibutuhkan pelanggan. Teknik marketing mempropaganda konsumen mereka dengan mempengaruhi psikologi masyarakat menggunakan pendekatan emosi atau perasaan. Strategi pasar daripada menampilkan produk mereka berdasarkan fakta dan informasi bahwa produk itu betul-betul berguna atau tidak, mereka lebih memilih untuk mengemas produk yang mereka jual dalam bentuk ilusi kehidupan.
 

Sigmund Freud (psikolog), dia memiliki teori bahwa seringkali manusia membuat keputusan yang tidak logis karena di pengaruhi oleh perasaan. Freud juga mengatkan bahwa rasa gelisah atau tidak aman mempengaruhi manusia mengambil tindakan yang tidak masuk akal. Berdasarkan teori inilah pemasaran melakukan strategi menjual produk mimpi mereka kepada khalayak. Pola yang digunakan dalam bisnis yaitu pertama pasar membuat calon konsumen gelisah, tidak nyaman atau malah takut dengan keadaan mereka sekarang. Misalnya, produk susu penumbuh tinggi badan yang ada di iklan media telivisi. Iklan tersebut  melibatkan dua orang yang satu pendek dengan yang satu tinggi, dan membuat adegan seolah-olah kalau orang yang tinggi adalah sebuah kondisi ideal yang akan membuat kamu percaya diri dalam hidupmu, sedangkan kalau kamu pendek kamu tidak akan bisa sehebat orang yang memiliki tubuh yang tinggi. Tayangan tersebut telah mempropaganda pandangan masyarakat tentang ukuran tinggi bada, sehingga hasilnya bisa kita lihat sekarang iklan peninggi badan berserak di berbagai media. 

Pola selanjutnya setelah pasar membuat ilusi ketakutan di masyarakat, setelah itu pemasaran akan memberikan kelegaan berupa sebuah solusi. Solusi yang mereka berikan tidak lain adalah dengan memakai produk yang mereka tawarkan. Industry mulai menjual ekspektasi atau sebuah mimpi. Produk kosmetik akan memberikan anda mimpi bahwa “hidup sangatlah mudah bagi mereka yang cantik”. Produk diet akan memberikan anda harapan bahwa “ menurunkan itu bisa didapat dengan instant dan mudah, Anda tinggal membeli produk kami.” Iklan bisnis mulai menipu anda dengan menunjukkan gambar uang yang berlimpah dan mengatakan kalau uang itu bisa didapat dengan mudah, tanpa kerja keras, modal kecil tapi keuntungan berlipat. Strategi pemasaran melakukan persuasi dengan memberikan kemudahan pada produk yang mereka jual, setelah memberikan kegelisan di masyarakat.  

Akhirnya pola yang dibuat mempengaruhi masyarakat dalam kehidupan nya. Masyarakat dalam membeli sebuah produk menjadi tidak realistis. Konsumen mengonsumsi sebuah produk bukan berdasarkan kebutuhan nya, tapi melihat “mimpi” apa yang bisa ditawarkan produk tersebut, kemudahan apa ditawarkan, kehidupan bagaimana yang bisa produk berikan, itulah yang menjadi tolak ukur masyarakat dalam membeli sebuah produk. Sebagai seorang konsumen kita haruslah menggunkan fakta dan logika dalam membeli, ketimbang perasaan dan ekspetasi. Karena tidak ada produk yang bisa memberikan kebahagiaan hanya dengan memakainya.

By : Enos
Line : enoshi69
Sumber Gambar : Maxmonroe.com
 



Share on Google Plus

About Journalist

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 coment�rios :

Posting Komentar